Dapur MBG SPPG Mandiri Gunungmanik Gulung Tikar, Ada Apa?

Relawan dan Karyawan Dapur MBG, SPPG Mandiri Gunungmanik Kecamatan Tanjungsari Sumedang terancam berhenti beroperasi karena Belum bayar gaji pada Minggu (5/10/2025)

SUMEDANG, W+62.COM– Di tengah pembenahan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) oleh pemerintah daerah akibat maraknya keracunan hingga meninggal dunia, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang malah terancam gulung tikar.

Konon hal itu dipicu karena beberapa alasan yang disebabkan karena tak mampunya pengelola dalam hal ini, Yayasan dan juga mitranya tak bisa mengelola program dengan baik.

Berdasarkan penelusuran dan informasi, SPPG Mandiri Gunungmanik yang diresmikan oleh Wakil Bupati Sumedang, M.Fajar Aldila pada Senin 28 April 2025 lalu itu, menemui permasalahan dalam hal finansial.

SPPG Mandiri Gunungmanik yang dikelola oleh Yayasan Perjuangan untuk Kesejahteraan Rakyat (Persera) dan mitra SPPG, Adila Naily Huda itu sebelumnya mendapatkan permasalahan terkait dengan limbah dapur yang mencemari sumur warga.

“Ya, diketahui mulai 4 Oktober 2025, SPPG Mandiri Gunungmanik berhenti beroperasi sementara, sehubungan beberapa hal,” ungkap Narasumber yang menolak disebutkan pada Minggu (5/10/2025)

Berdasarkan hal itu, sambung dia, konon pihak Kepala SPPG Mandiri Gunungmanik, Hadi Saputra telah bersurat dan sudah diketahui oleh Yayasan Persera dan juga mitranya.

Sementara itu, penelusuran W+62.COM berlanjut kepada relawan SPPG Mandiri Gunungmanik sebanyak 47 orang, yang mayoritas warga setempat dimintai keterangan terkait belum terbayarnya upah mereka.

Beberapa karyawan dan relawan mengaku, memang belum menerima upah kerja dari SPPG sejak 15 September 2025 hingga saat ini, konon hal itu karena SPPG tak menerima uang operasional.

“Mungkin bukan hanya saya yang belum dibayar upahnya oleh SPPG, tapi ada sekira 47 orang relawan yang belum terima upah,” katanya.

 

Ia menyebutkan, setidaknya yayasan harus membayar upah karyawan sekira sebesar Rp 64 jutaan, yang katanya menurut pengelola belum cair dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Dengan kasus seperti ini, setidaknya beberapa sekolah terancam tidak akan menerima program MBG, yang biasanya mendapatkan untuk waktu yang belum pasti.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *