BANDUNG, W+62.COM– Meningkatnya permintaan daging ayam ras hingga terus melonjaknya harga emas di Indonesia dan di tingkat di dunia memicu inflasi bulanan (month-to-month/mtm) September 2025 di Jawa Barat (Jabar).
Hal itu seperti diungkapkan Plt Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus di Gedung BPS Jabar di Kota Bandung, pada Rabu, (1/10/2025).
“Meningkatnya permintaan daging ayam ras dan terus melonjaknya harga emas dunia, menjadi pemicu utama inflasi bulanan pada September 2025 yang tercatat sebesar 0,21 persen,” kata Darwis seperti dikutip Antara, Rabu.
Adapun untuk inflasi tahun berjalan (year-to-date/ytd), lanjut Darwis, sebesar 1,57 persen, sedangkan inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada September 2025 sebesar 2,19 persen.
“Seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi bulanan pada September 2025. Inflasi tertinggi dialami kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,45 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen,” kata Darwis.
Kemudian, untuk kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,28 persen dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen.
Sementara untuk kelompok pengeluaran lainnya, yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga inflasinya sebesar 0,04 persen.
Sedangkan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rumah tangga mengalami inflasi sebesar 0,10 persen. Adapun untuk kelompok kesehatan inflasi sebesar 0,03 persen.
Selain itu, sambung Darwis, di bidang lainnya kelompok rekreasi juga mengalami inflasi. Olahraga dan budaya sebesar 0,12 persen.
Lalu diikuti kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen, serta kelompok pendidikan sebesar 0,10 persen.
“Untuk kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, BPS Jabar mencatat terjadi inflasi sebesar 0,04 persen,” sebutnya.
Darwis mengatakan, jika berdasarkan komoditas, andil inflasi tertinggi disumbang oleh daging ayam ras sebesar 0,15 persen, emas perhiasan sebesar 0,08 persen, cabai merah sebesar 0,06 persen, air kemasan dan ikan kembung masing-masing sebesar 0,01 persen.
Komoditas Pemicu Deflasi
Selain komoditas yang menyumbang inflasi, ada juga yang mengalami penurunan harga dan menyumbang andil deflasi yaitu bawang merah yang memberikan andil deflasi sebesar 0,09 persen. Kemudian, tomat menyumbang andil deflasi 0,05 persen.
Darwis mengatakan berdasarkan hasil pemantauannya, terdapat 10 kabupaten/kota di Jawa Barat mengalami inflasi pada September 2025.
“Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,32 persen dan inflasi terendah terjadi di Kabupaten Subang sebesar 0,07 persen,” ujarnya.
Adapun kabupaten/kota lainnya yang mengalami inflasi yaitu Kota Cirebon sebesar 0,29 persen, Kota Depok sebesar 0,25 persen, Kota Bekasi sebesar 0,23 persen, Kabupaten Majalengka sebesar 0,21 persen, Kota Bogor dan Kabupaten Bandung masing-masing sebesar 0,20 persen, Kota Bandung sebesar 0,16 persen, dan Kota Sukabumi sebesar 0,15 persen.***